-->
Bersama kawan kawan 8 tahun lalu (mahasiswa jaman jadul)
Tanggal berapa sekarang ?
Ini adalah tanggal 16 di bulan juni pada tahun 2015. Telah hampir delapan tahun sudah luka- luka itu menggores ingatan. Sebuah luka
yang pada waktu itu harga makan di padang hanya 6000 kemudian sekarang sudah
menjadi 12 Ribu.
Tak terasa aku telah menjadi CPNS, berbaju seragam. Kata
ayah benar, kuliahlah dulu di FKIP nanti selalu ada jalan untuk menjadi apapun
yang aku mau. Kata ayah dengan patah semangat, patah semangat untuk
menyemangati aku setelah tidak lulus STAN, 1 Desember 2009.
YA ALLAH
Aku telah berhasil lewati semuanya
Dan waktu telah buat aku dewasa
Dan Allah sudah memberiku jalan untuk menjadi apa pun kemarin,
karena kemarin ada formasi CPNS untuk semua jurusan, seandainya aku tahu aku
akan menjadi peserta TOP Skor. Tentu formasi semua jurusan untuk auditor aku letakkan
di bagian pertama : dan aku pasti lulus.
Seandainya aku tahu
Alhamdulillah kujalani semua ini, akan kujalani keguruan ini
sejenak pastinya. Sembari selesai S2 ini. Bukankah selalu ada jalan untuk
sebuah cita- cita. Bukankah saat kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan
nanti maka kita cenderung untuk berhenti berjuang.
BAGAIMANA KABAR Alqi ?
Ia sudah menjadi seorang dokter sekarang, sebuah brewok tipis
di pipinya, tambah gagah dia. Ayahnya terlihat sangat bangga. Dulu aku pernah
baca surat Alqi yang terselip di kamar kami. Surat dari seorang bapak untuk
anaknya, yang menasihati anaknya dengan akrab.
Bagaimana dengan kabar aku dengan ayah ?, selalu ada spasi
diantara aku dan ayah, diantara kami. Ada sebuah tembok besar yang berlapis
jeruji pula. Seperti duri- duri membuat sakit dan lelah.
Aku ingin disayangi tanpa alasan apa-apa, walau seburuk dan
sebodoh aku. Aku ingin disayang tanpa harus menjadi seorang dokter, tanpa harus
lulus STAN, tanpa harus menjadi seorang Dosen.
Masih ada luka ?
Tak terlihat tapi aku merasakannya. Aku tahu ayah tidak suka aku menjadi guru, baik
CPNS ataupun honorer. Namun ayah terlalu tak sadar diri bahwa FKIP adalah jalan
terbaik untuk aku meniti kesusksesan dulu. Bahwa pintar saja tidak cukup di
bumi Indonesia ini.
Aku terlalu bodoh masa dulu. Aku tidak tahu apa itu STAN dan
yang memberi tahu pun tidak ada,- siapa pun. Aku berjuang sendiri. Bagaimana cara
belajar untuk memasuki STAN itu. Aku tidak tahu… tidak tahu apa apa. Tapi
hampr delapan tahun setelahnya aku SUDAH TAHU
Pengalaman mengajarkan kita dengan sabar
Jauh beda
Dulu sewaktu kuliah, Alqi langsung dapat laptop dari orang
tuanya, padahal semasa tahun 2008 itu laptop masih menjadi barang yang Lux,
sedangkan aku dibelikan laptop oleh kakak 2 tahun kemudian. Bila Ia pergi kuliah memakai baju kemeja panjang
dengan bahan yang tebal dan bagus, sedangkan aku memakai baju lama. Yang
lainnya bila Alqi wifi-an maka aku dan kawanku dani, kami malah antrian di
pustaka lantai 3, internet di computer gratis. Online adalah kegiatan yang
mahal kala itu.
Hi hi hi
Walau begitu aku sayang sama ayah, satu sepatu kuliah dan tas
ransel anak kuliahan yang kami beli pasar
aceh always aku jaga.
Ayah maafkan aku, bila saaat ini masih belum bias buat bahagia.
…
Sudah kubilang ayah, dan engkau sendiri pun tahu bahwa aku
sudah berjuang, berjuang untuk menjadi sesuatu yang kau suka
Ketika angin darat
menyapu tiupan laut hatiku
Aku hanya telentang di
karang- karang
Aku tidak bangkit dan
tidak lagi merasa sakit
Seperti alir sungai
yang tidak mampu meluapkan laut
Seperti iris mataku
yang tidak lagi menangis
Aku ingin samudra dan
benua tahu
Bahwa limbubu yang
menari di senja ini
Bagai tarung angin
darat dan tiupan laut
Yang berbisik dalam
gemuruh riuh ombak
Aku juga ingin
berbisik
Aku lelah langit