Pengunjung

Minggu, 10 Mei 2009

Janji,Nih kisah satir terbaru dalam kehidupanku aku hampir kehilangan kewarganegaraanku(indonesia).
Kisahnya begini tanpa bertanya lebih dahulu pada siapa2 aku terburu2 minta bapak untuk mengirimkan surat pindah kependudukan aku(dari koto gunung,gunung toar,kabupaten kuantan singingi) ke limpok ,Darussalam rupanya darussalam ini kawasan Aceh Besar nah urusan KTP Baru jauh ke Jantho( +- 2 jam Dari Banda Aceh)...Sebenarnya ada sih saudara yang mau ngurusin di Beurawe(khan masuk kawasan kotamadya)jadi urusan @ mudah apalagi Ada kisah sedih dan satir dalam kehidupanku...aku janji akan ceritakannya pd saudara...
beliau tu Caleg hitung2 tambah suaralah...
Sayang terlanjur@ surat pindah dah diurus(pakai tanda tangan Kabag Kependudukan githu di Pemda Kuantan singingi)ke limpok +Tembusan ke camat Darussalam...
Nah jadi deh terkatung2 gini,hehe...
akibat@ aku tak mempunyai kesempatan untuk ikut nyontreng di PEMILU 9 April 2009 kali ini(sedih...padahal kesempatan pertama loe...jadi harus tunggiu 5 taon lagi)
No problem its,Mau tau mengapa Qu sampai ke ujung sumatra ini (bagian paling tara dari Indonesia tercinta ini,Qu janji lagi akan cerita tapi Saudara jangan ikut Nangis ya(ini serius)
Sebenar@ banyak Aqu punya kisah tentang Aceh ini ,Tentang Sabana lokal di Krueng Raya Nanti hari Minggu aku ke sana potho2 ma bintang laot dan peternakan sapi di sana persis sama koboy Githu,...
Oh ya perkenalan dulu dayliiyuril,why 8 ?begitu banyak 8 berpengaruh dalam hidupku tau kapan aku pergi meninggalkan rumah tecinta pukul 8 pagi tanggal 8 agustus 2008.di ulangtahunku yang ke 19 belas.(ini fakta yang nyata)
Panggil ja “lil”,lil rindu ke krueng raya...ntar lil masukin foto ke ni blog,or my friendster.
Habitat ,Darussalam in Banda Aceh.
Tapi lil punya peninggalan di “kaki gunung menangis”di negeri kuantan.
....
Nih puisi untuk cerita pembuka besok
Betapa aku menyanyanginya,kalau nama ibuku yang selalu ku sebut dalam sakitku,kalau ibuku yang selalu membangunkan aku dari tidurku.tapi salah... bukan ibuku yang paling aku sayangi di dunia ini.tapi Dia...
dia yang aku tidak nyaman berada disamping@
dia yang selalu beda pendapat denganku
dia sering kali membuatku kesal
dia yang paling keras kepala di dunia ini
dia yang membuatku menderita begini...
bapak pahlawan separuh nyawaku
dalam kerutan wajahmu kau tersenyum untukku
kulihat pudar cahaya matamu
bagaimana bisa kumengganti
sedang matahariku layu walau pagi
pertanda senja punah dari bumiku,bapak
bapak
kini rapuh tulangmu
putih puncak tubuhmu
ku yakin tak akan luntur merah darahmu
bapak
temukan persembunyian takdir untukku
ceritakan kisah anakmu
agar ia tahu,agar ia turut menangis...
“bapak.................................................”
....
Kesempatan terbaik untuk mati.

Tak ada lagi denyut kehidupan di padang kota ,hawa dan suasana tiada dapat dibedakanentah siang ataukah malam yang berkuasa kini,remang oleh cahaya yang menutup tabir langit,di langit seperti selimut kelabu yang siap menidurkan kota.
Hanya ada seorang insan di luasnya padang kota yang melangkah maju menantang angin ,pemuda berjalan tegap,dadanya terbuka ,menambah nilai kemaskulainan pemuda
Angin membelai dan menyibakkan helai rambut pemuda kemudian pemuda mendengar jerit anak kucing,segera menoleh ke lain arah tampa peduli pemuda melaju ke arah barat.
“ah...kau masih banci !”tegur angin
“naluri kebaikan pasti memberontak di hatimu...”pasti angin
Di barat adalah lautan .kini sang pemuda telah berdiri di ujung pasir .ombak memukul jemari kaki pemuda .”kau harus pergi ...”tegas ombak pada pemuda
Pemuda masih tak peduli,ia membentangkan kedua tangannya dantersenyum menyambut badai besar jauh di ujung mata.
Seperti berlomba dengan waktu.badai tak sabar meluluhlantakkan kota yang telah kosong,kecuali pemuda,sedang manusia2 lainnya telah mengungsi ke bukit 2 di timur.
~~~
Angin masih mengingat sejarah yang tergores dalam kehidupan pemuda,beberapa masa sebelumnya andai jarum jam dipaksa mundur maka terlihat bayangan bagaikan siluet film yang berganti setiap potongannya tanpa bisa di edit kembali.
Senja begitu merah di ujung barat gerimis turun syahdu berirama sedih.seorang ibu tua berjalan di keremangan kota ,kerudungnya basah ia tertatih tak sanggup lagi membawa bebannya.
Ibu tua berteduh di surau terkunci di berandanya ia bersandar seakan berbagi segala lluka dan duka untuk seluruh rindunya ,rindu yang menjadi tujuan dalam perjalannya.
Dinding dingin diam,yang bersuara hanya hiruk pikuk gerimis yang menderas menjelma hujan .gerimis membenturkan tubuh ke tanah ,batu ,genteng, apapun pecah di kendalikan angin,angin menyelimuti ibu btua dengan dinginnya.
Ibu tua mendekap beban@,merapatkan kerudung@,hangat mata@ menatap ke loteng dalam kornea@ berserakan bayangan-bayangan.ia mengenang sesuatu.
~~~
“mak aku ingin merantau”ungkap anaknya yang masih muda suatu ketika
“merantau ,mengapa?”tanyanya tersirat kecemasan yang tak dapat lagi ia sembunyikan .
Anaknya menutup pintu,ada kaca bening di lensa mata anaknya,”tidak ada pintu untuk rizekiku di tanah ini mak,aku rasa di belahan bumi yang lain yang bergelimang cahaya,Tujuanku”
“tidakkah kau cinta dengan tanah ini?”
“apakah tanah ini cinta dengan padaku?,mengapa tanah ini membiarkan cintaku berlalu,pergi...”hening sementara di luar hiruk riuh mendayu oleh tembang bersenandung di rumah kenduri
Papan2 rumahnya ngilu berbunyi di hembus angin yang membawa hujan.api dalam cemporong bergejolak,tirai lusuh bergoyang di rumah tua sederhananya.airmatanya dan anaknya jatuh ke bumi tiada dapat di bendung lagi.
“ kau akan meninggalkan emakmu cinta yang selalu mencintaimu..cinta yang melahirkanmu ke dunia sehingga kau bisa merasakan cinta”
“hanyalah sang waktu yang menjadikan cepat atau lambat berbeda padahal sama,seperti jarak yang memisahkan tenpat namun dihubungkan oleh udara yang serupa,mak percayalah tak akan pudar cintamu di lubuk hatiku walau seribu kemarau dan seribu badai melanda musim kehidupanku “
Ibu tua itu terdiam hanya amuk angin yang terdengar kini.bagai amuk airmatanya di dalam hati.untuk serpihan hati yang akan pergi ,tak pasti akan kembali
“apakah engku akan kembali nak...”ia luluh dalam getar suaranya ada ketidakberdayaan ada kepasrahan.
“suatu saat nanti mak,aku akan kembali dengan cahaya yang akan mengangkat derajat kehidupan kita sehingga kita dapat berbuat selayak@ yang orang lain perbuat.dalam langkah ilahi akan ku bawa engkau mak ke tanah suci,akan kutemukan takdirku”
”kalau begitu keyakinanmu kupasrahkan dirimu pergi...anakkku dalam setiap hela nafasku,ku berdoa agar kau menemukan takdirmu”
~~~
Angin terasa begitu lembab basah bersedih berusaha menahan titikan air matanya.semenjak itu angin selalu mengikuti langkah pemuda.
Pemuda dipanas@ kota dan di kerubungi ganas@ manusia semangat pemuda masih membara walau lama sudah ia mencari takdir@takdir yang pasti akan ia temukan dalam keyakinannya.
Naamun gerimis menguji kesabaran pemuda untuk menunggu pelangi muncul setelah gerimis reda .gerimis juga membawa dingin.dingin yang merayu untuk memadamkan api agar berhenti membara.
Pemuda meringkuk ,berteriak memanggil takdir.angin juga merapatkan molekul udara agar gelombang suara lebih cepat sampai ketujuannya.namun yang datang adalah sesuatu yang paling ditakuti makhluk hidup di dunia.makhluk itu bernama lapar.
Lapar adalah makhluk jahat yang menjadikan makhluk hidup menjadi jahat.dialah yang membuat harimau yang lugu dutakuti rusa.dialah yang merayu cacing di perit manusia untuk memakan bagian dari perut manusia.sehingga manusia merasa mati namun malaikat maut enggan mencabut nyawa.
Saat itu lapar menyerang pemuda pemuda tak berdaya dan angin tak mampu menolong@.
~~~
Hujan belum berhenti ia sangat berkuasa dalam musim@,kini hujan menjelma menjadi badai hari larut malamdan gelap ,sepasang cahaya di beranda surau cahaya mata ibu tua.ibu tua mendekap beban@ di sudut surau.
Sekilas ada cahaya emas di langit,kilat memantulkan cahaya@ ke sebagian negeri sesaat wajah ibu tua jelas terlihat,dalam lensa mata@ seperti ada dunia.
Petir belum berbunyi.
~~~
Ia masih ingat pesan suami@ sebelum anak@ menjadi yatim”didiklah anak kita dengan ilmu agama juga ilmu dunia agar ia selamat di dunia dan akhirat”
Pesan itu selalu ia tanamkan di hatinya seperti bayang almarhum suami@ yang tak akan pernah ia lupakan.
Ia merasa berhasil mencapai tujuan@ ketika anak@ mengatakan takdir yang telah ditemukan,tentang cahaya yang telah menyala dalam kehidupan@.emas permata yang tidak ia pinta dikirimkan anak@ ,kini ia di hormati kini ia di segani.
Batang yang dulu terendam kini telah kering.
Semakin tinggi sebatang pohon maka semakin goncang terjangan angin.desas desus angin yang semula ia abaikan tidak dapat lagi ia tahania ingin membuktikan dan ingin berkisah pada anak@ tentang kabar buruk yang di sebarkan angin di tanah kelahiran@ tentang anak@.maka ia memutuskan untuk memulai perjalanan mencari kepastian yang akan menghapus keraguan@.
~~~
Badai ntelah berlalu saat pagi menyapa .tanah masih lembab bunga mawar perlahan membuka kelopak@.namun ibu tua tidak ada lagi di surau itu.ia telah membuka kelopak mata@ sebelum subuh.ketika syuru ia memulai perjalan@.
Senja menutup tirai kehidupan.matahari telah menyisakan lazuardi merah sebelum ke peraduannya.magrib bersenandung di berbagai belahan dunia.di akhir perjalanaanya sesosok manusia mencuri beban ibu tua .ibu tua berusaha mengejar namun tak ada yang peduli padanya.ibu tua berlari untuk mendapatkan bebannya kembali karena didalamnya terdapat kenangan tentang anaknya.
Ibu tua kehilangan jejak pencuri dan ia pun tak tahu lagi dimana ia berada orang2 memandang@ dengan tatapan hina .
Rumah2 papan yang di huni oleh orang muda dari wajah mereka ibu tua dapat melihat kesuraman walau secantik apapun mereka menghiasi@.dentum musik yang tak pernah didengar ibu tua sebelum@.dalam keyakinan@ ia berada dalam lembah setan yang menebar maksiat seperti yang di katakan orang2 di kampung@.
Ibu tua menangis dalam keremangan senja ,ia terburu pergi untuk melanjutkan perjalannanya.pergi meninggalkan manusia separuh iblis.tapi dalam samar sinar surya ibu tua melihat sesosok pencuri beban@naluri menuntun@ untuk kembali mengejar.
Bersambung.
Selamat berjumpa lagi...,(puisi pembuka)
Ketika kutatap lensa matamu
Kulihat bayangan
Dunia yang kau sembunyikan
Dunia dalam mata
Merasuk-ku meresap keduniamu
Aku tak berdaya terlupa segala
Oleh seni cintamu
Ibu tua memasuki bangunan kamar yang samar dan kerlap –kerlip lampu menyilaukan mata .semuanya hiruk pikuk dan tertuju pada suatu pusat sesosok manusia yang seakan penguasa tempat itu .senuanya telah lupa segalanya kecuali ibu tua.ia mengingat sesuatu.
“anakku...!!!”sang bumi tersentak olea teriakan ibu tua ,berhenti sejenak berotasi untuk menjadi saksi kisah ini.
“anakku...!!!”ulangnya ibu tua mendekati pemuda itu,semua mata tertuju pada mereka .mata mereka beradu hening.
“siapa engkau ibu tua???”tanya pemuda.
“anakku, mungkinkah kemarau dan badai yang keseribbu satu telah memadamkan cahaya imanmu?!,dan melupakan emakmu?”
“banyak wajah yang serupa ibu tua,aku bukanlah anakmu!”
“takdir yang menuntunku untuk menuju pencarianku,kaulah anakku apa yang kau pungkiri?”
“jangan bemain dengan takdir lihatlah perbedaan kita ,anakmu bukanlah seperti ku,ia berada di tempat pemujaan Illahi kini...”
“keyakinanku nak.kalau kau tidak mengingat emakmu,ingatlah Allah cinta di atas segala cinta “
“pergilah dari sini ibu tua,ini bukan tempat ceramah ...!,sebelum engkau terluka pergi!!!”
Ibu tua berlinangan air mata ,ia tak beranjak namun manusia bertubuh kekar menyeretnya tubuh renta@ jiwanya terluka dan berasa suasana telah mati,ia telah gagal menjalankan amanah suami@.ia di hempaskan di jalanan seperti sampah.tak ada yang mengasihi@.
Angin berhembus.angin sungguh mendengar suara hati.
Mak ,maafkan aku emak
Ya...,kemarau dan badai yang keseribu satu telah memadamkan cahaya imanku.
Kutuklah aku anakmu
Karena tidak pantas menjadi anakmu
Anakmu orang bertaqwa lagi berguna ,dan aku,,, kini?
Apalah aku, anakmu telah mati mak...
Dalam kesempatan terbaiknya...
Angin berhembus ,ketelinga ibu tua dan kini petir berbunyi,tubuh sang ibu jatuh ke bumi.tak bergerak lagi seterusnya.
Darussalam...Desenber 2008.
Dah dulu ya ,,,(penutup)
“Iblis diciptakan dari api
Bukan berarti ia takut pada air.”
Episode berikutnya...inti dari kisah hidup penulis,jangan sampai tidak membaca...karena disitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar