Pengunjung

Kamis, 16 April 2015

Menjadi CPNS sekarang

-->
Bersama kawan kawan 8 tahun lalu (mahasiswa jaman jadul)


Tanggal berapa sekarang ?
Ini adalah tanggal 16 di bulan juni pada tahun 2015. Telah hampir delapan tahun sudah luka- luka itu menggores ingatan. Sebuah luka yang pada waktu itu harga makan di padang hanya 6000 kemudian sekarang sudah menjadi 12 Ribu.
Tak terasa aku telah menjadi CPNS, berbaju seragam. Kata ayah benar, kuliahlah dulu di FKIP nanti selalu ada jalan untuk menjadi apapun yang aku mau. Kata ayah dengan patah semangat, patah semangat untuk menyemangati aku setelah tidak lulus STAN, 1 Desember 2009.
YA ALLAH
Aku telah berhasil lewati semuanya
Dan waktu telah buat aku dewasa

Dan Allah sudah memberiku jalan untuk menjadi apa pun kemarin, karena kemarin ada formasi CPNS untuk semua jurusan, seandainya aku tahu aku akan menjadi peserta TOP Skor. Tentu formasi semua jurusan untuk auditor aku letakkan di bagian pertama : dan aku pasti lulus.
Seandainya aku tahu
Alhamdulillah kujalani semua ini, akan kujalani keguruan ini sejenak pastinya. Sembari selesai S2 ini. Bukankah selalu ada jalan untuk sebuah cita- cita. Bukankah saat kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan nanti maka kita cenderung untuk berhenti berjuang.
BAGAIMANA KABAR Alqi ?
Ia sudah menjadi seorang dokter sekarang, sebuah brewok tipis di pipinya, tambah gagah dia. Ayahnya terlihat sangat bangga. Dulu aku pernah baca surat Alqi yang terselip di kamar kami. Surat dari seorang bapak untuk anaknya, yang menasihati anaknya dengan akrab.
Bagaimana dengan kabar aku dengan ayah ?, selalu ada spasi diantara aku dan ayah, diantara kami. Ada sebuah tembok besar yang berlapis jeruji pula. Seperti duri- duri membuat sakit dan lelah.
Aku ingin disayangi tanpa alasan apa-apa, walau seburuk dan sebodoh aku. Aku ingin disayang tanpa harus menjadi seorang dokter, tanpa harus lulus STAN, tanpa harus menjadi seorang Dosen.
Masih ada luka ?
Tak terlihat tapi aku merasakannya. Aku tahu ayah tidak suka aku  menjadi guru, baik CPNS ataupun honorer. Namun ayah terlalu tak sadar diri bahwa FKIP adalah jalan terbaik untuk aku meniti kesusksesan dulu. Bahwa pintar saja tidak cukup di bumi Indonesia ini.
Aku terlalu bodoh masa dulu. Aku tidak tahu apa itu STAN dan yang memberi tahu pun tidak ada,-  siapa pun. Aku berjuang sendiri. Bagaimana cara belajar untuk memasuki STAN itu. Aku tidak tahu… tidak tahu apa apa. Tapi hampr delapan tahun setelahnya aku SUDAH TAHU

Pengalaman mengajarkan kita dengan sabar
Jauh beda
Dulu sewaktu kuliah, Alqi langsung dapat laptop dari orang tuanya, padahal semasa tahun 2008 itu laptop masih menjadi barang yang Lux, sedangkan aku dibelikan laptop oleh kakak 2 tahun kemudian. Bila  Ia pergi kuliah memakai baju kemeja panjang dengan bahan yang tebal dan bagus, sedangkan aku memakai baju lama. Yang lainnya bila Alqi wifi-an maka aku dan kawanku dani, kami malah antrian di pustaka lantai 3, internet di computer gratis. Online adalah kegiatan yang mahal kala itu.
Hi hi hi
Walau begitu aku sayang sama ayah, satu sepatu kuliah dan tas ransel anak kuliahan yang kami beli  pasar aceh always aku jaga.
Ayah maafkan aku, bila saaat ini masih belum bias buat bahagia.
Sudah kubilang ayah, dan engkau sendiri pun tahu bahwa aku sudah berjuang, berjuang untuk menjadi sesuatu yang kau suka
Ketika angin darat menyapu tiupan laut hatiku
Aku hanya telentang di karang- karang
Aku tidak bangkit dan tidak lagi merasa sakit
Seperti alir sungai yang tidak mampu meluapkan laut
Seperti iris mataku yang tidak lagi menangis
Aku ingin samudra dan benua tahu
Bahwa limbubu yang menari di senja ini
Bagai tarung angin darat dan tiupan laut
Yang berbisik dalam gemuruh riuh ombak
Aku juga ingin berbisik
Aku lelah langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar